Open PO ke Bangkok (Part I)

Post kali ini kurang berhubungan dengan cerita hidup gue ke Belanda, tapi sepertinya layak untuk di bagikan cerita pengalamannya kepada orang-orang..:D

Selama gue menunggu keberangkatan gue ke Belanda, ada jeda kosong sekitar 5 minggu yang gue tidak isi dengan kerjaan-kerjaan freelance, sehingga gue nganggur senganggur nganggurnya. Suatu hari, gue lagi pergi mandiin anjing gue ke Pet Kingdom Alam Sutera bareng pacarnya koko gue. Sambil nunggu anjing gue selesai mandi, pacar koko gue ini cerita tentang dia pergi ke Bangkok dan buka PO iseng-iseng dan langsung kembali modal 3juta, jadi uang itu bisa dihamburkan untuk belanja. 

Berawal dari ngobrol ini gue langsung ada ide untuk mengisi kekosongan gue. Gue bilang ke dia bagus juga idenya, mungkin gue harus coba ke sana untuk buka PO selain ngerasain belanja di Thailand yang emang udah terkenal murah. Kebetulan pacar koko gue ini langsung bilang kalau dia mau juga. Jadi dari sana, kita langsung browsing tiket. Gilanya, kita langsung beli tiket malam itu juga dan besoknya langsung book hotel. 

Segala persiapan kita lakuin, mulai dari menghitung uang yang diperluin, buka instagram, minta semua kenalan kita untuk share, dan lain sebagainya. 

Jadi, ketika berangkat, kita dua cewe masing-masing bawa ransel yang cukup gede. Lalu kita cuma bawa baju sekitar 4 atasan tank top dan 2 bawahan (celana pendek). Nah, kita bawa 3 koper, 1 koper sangat besar, 1 koper sedeng dan 1 koper kecil yang rencananya mau dibawa-bawa selama belanja. Waktu check in pun mbak-mbaknya sampai bingung karena koper kita isinya kosong semua, lol. 

Flight 3 jam setengah, tibalah kita di Don Mueang International Airport. Kita langsung beli kartu seharga 170 bath yang dijual di bandara. 170 bath setara dengan 75.000an. Kartu itu bisa dipakai selama seminggu dan unlimited.

Keluarlah kita dan mengecek grab untuk pergi ke hotel. Ternyata harga grabnya adalah 339bath, atau 148.821. Mahal banget. Perhitungan awal kita adalah 500.000 untuk transportasi. Masa di awal langsung keluar 1/3? :') Kita akhirnya nanya sama orang bandara dan ada shuttle bus ke Sukhumvit (daerah hotel kita). Kita naik bus dan pasrah aja sebenernya, berharap supir busnya kasih tau kita kalau kita harus turun. Tapi jalan sedikit tiba-tiba busnya penuh banget dan kayaknya ga mungkin buat supir bus ngasih tau kita berdua yang duduknya agak di belakang kapan kita harus turun. Bermodalkan nekat, gue nanya ke ibu-ibu yang duduk di sebelah gue "Do you know how to go to Sukhumvit?" dan ternyata dia ga bisa ngomong Bahasa Inggris. Dia minta suaminya yang ngomong sama gue, tapi Bahasa Inggris suaminya pun pas-pasan. Pasrahlah kita berdua kembali. 

Tiba-tiba ada satu titik dimana semua orang turun. Bapak-ibu tersebut tiba-tiba memanggil kami sambil ngomong "Sukhumvit! Sukhumvit!" Dengan keadaan bingung, kita berdua akhirnya ikut turun dari bus. Singkat cerita, pokoknya kedua bapak ibu ini menjadi penyelamat kita berdua. Mereka membantu kita naik BTS dan pokoknya sampai ikut turun di stasiun yang kita harus turun, padahal mereka nggak turun di stasiun itu. Suaminya ikut membantu bawain koper kita yang ada 3 buah. What an unforgettable couple, I will never forget their kindness

Saat akhirnya kita berpisah di stasiun On Nut yang deket dengan hotel dan kita mau turun dari tangga bawa-bawa koper besar, tiba-tiba ada orang Thailand cowo yang menawarkan membantu ngangkatin koper kita berdua. Kesimpulannya, orang-orang Thailand sangat berbeda dengan pengalaman gue ketemu orang-orang China. Orang Thailand sangat peduli sesama dan mereka bener-bener bantu tanpa minta pamrih gitu. 

Kita jalan kaki sekitar 500 meter ke hostel kita. Namanya Vx The Fifty. Kita pilih private room tapi shared bathroom. Semalemnya harganya cuma Rp 196.000,- waktu kita book via traveloka. Kira-kira begini kamarnya: 

Nyaman dan bersih sih komentar gue. Simpel. Ranjangnya juga nyaman banget. Setiap hari mereka bersihin kamar kita dan kasih anduk baru. Kamar mandinya juga bersih, ada hair dryer dan air panasnya. Overall menurut gue 9/10. Karena murah dan sangat nyaman. Kalau malem, penghuninya suka ngumpul di bagian kitchennya. Oh iya, ada dapur yang kita bisa masak, ada dispenser, gelas, dll. Lucunya malem-malem orang-orang dari beberapa negara ngumpul dan ngobrol. Asik deh, jadi bisa cerita-cerita juga dan berbagi pengetahuan tentang Thailand.

Lanjut ke part II tentang Open PO sesungguhnya ya. hhehe

Komentar

Postingan Populer