Open PO ke Bangkok (Part II)
Nah, dimulailah pengalaman kita belanja untuk open PO. Kita ngecek lagi dari hostel ke platinum fashion mall, astaga 250bath. Akhirnya kita mutusin untuk naik BTS (semacam KRL yang lebih modern). Dari stasiun On Nut turun di Chit Lom. Harga naik BTS seorang 44bath sekali jalan atau sekitar 20.000. (Lumayan mahal, kan? Berdua udah 40rb sekali jalan..) Mulailah kita foto semua barang yang kita temuin. Mulai dari makeup sampai makanan ringan. Kita juga fotoin baju-baju cewe kayak tank top gitu. Ternyata emang bener, belanja di Thailand itu murah banget. Barang-barangnya (baju) rata-rata sekitar 44.000 - 88.000 (100-200 bath).
Hari pertama kita ke Platinum fashion mall lalu kita ke Pratunam, yang merupakan pasar di bawah Platinum mall. Ternyata hujan sedikit dan kita lihat bajunya juga kurang bagus. Akhirnya kita mutusin buat jalan kaki ke Talad Neon night market. Ketemu lagi barang-barang seperti kaos kaki, clutch kulit, kaos, kulot. Semuanya kita foto langsung kita upload di instagram jualan kita, @crymshop. Kita juga udah mulai beliin barang titipan orang-orang. Hari pertama berlalu begitu saja. Kita mulai untung sampai 2 juta. Tapi sebenarnya, hari pertama itu cape banget karena kita juga pertama kali tiba di Bangkok dan masih belum paham apa-apa. Tapi puji Tuhan, orderan mulai masuk meskipun belum terlalu banyak.
Hari kedua kita pergi ke Platinum mall itu lagi untuk beli barang-barang belanjaan yang sudah diorder orang. Habis dari Platinum, kita udah bawa barang banyak banget karena ada order tank top 39pc. Kita pergi lagi ke Talad Neon untuk belanja dan dari sana kita pergi ke Ratchada Night Market naik tuktuk. Tuktuk itu kendaraan tradisional Thailand, kayak bemonya Thailand gitu. Ternyata mahal banget, hampir sama kayak naik taxi. Oh iya, di Thailand kalau naik taxi atau tuktuk harus nawar dulu. Pertama di kasih harga 300 dan kita tawar sampai 150. Kalu naik grab jangan ditanya, mahal banget. Di Ratchada kita mulai foto-fotoin barang seperti kaos, sendal dan lain-lain. Dari hari kedua ini kita dapet untung sekitar 3 juta, jadi sudah terkumpul sekitar 5 juta.
Tapi ya ampun, perjuangannya cape banget loh. Ini bekerjanya udah kayak badak, bukan kayak kuda lagi. Kita literally nenteng semua belanjaan sambil jalan kaki. Desek-desekkan sama orang, sedikit kena hujan, kena asep dan polusi. Naik kereta pun harus naik tangga dan jalan kaki kemana-mana. Setiap malam pasti kita pulang naik taxi karena kaki udah ga kuat lagi.
Hari ketiga kita kembali ke Platinum Fashion Mall, Talad Neon, dan Ratchada untuk beli semua titipan teman-teman. Dari hari ketiga ini, kita udah balik modal dan bahkan berlebih uangnya. Total untung kita kurang lebih adalah lebih dari 9juta. Tapi langsung terpotong charge ATM dan kita belanja juga buat diri kita sendiri, hehehe.
Hari keempat adalah hari dimana kita mutusin buat bersenang-senang dan berhenti bekerja. Kita jalan-jalan dan foto-foto, menikmati sisa uang yang kita dapetin dari kerja selama 3 hari penuh.
Pokoknya begitu saja rutinitas kita setiap hari. Foto-foto, upload, dapet orderan. Tapi tips yang paling penting kalau kalian mau cobain Open PO kayak gini adalah:
- Kalian harus pastiin kalian bawa uang yang banyak. Kesalahan kita, kita bawa uang 3 juta berdua untuk modal, sedangkan modal kita secara keseluruhan adalah 8juta berdua. That means kita harus jualan sampai 8 juta supaya balik modal. Sedangkan 3 juta (modal untuk jualan) jika di kali untung 100% cuma mencapai 6juta. Karena kesalahan ini, kita harus tarik uang 2 kali dari mesin ATM Thailand (yang warna ungu adalah best option buat kalian yang kehabisan uang di Thailand). kita pertama bawa uang 8400bath. Lalu kita tarik 7.800bath. Hari ketiga kita tarik sampai 9000bath. Jadi untuk tarik uang ini, kita rugi sekitar 1 juta karena kursnya tinggi banget (beda pas beli uang di Indo sama ATM adalah 48bath. Bisa bayangin kan? 7.800 bath x 48 = 374.400. 9000 x 48 = 432.000. Belum lagi chargenya seharga 25rb dan embel-embel lainnya.) Tapi ngga mungkin juga kalau kita ga tarik uang, uangnya gabisa keputer.
- Berpikir keras. Pokoknya selama kalian buka PO jangan berharap kalian bisa santai-santai. Kerja keras terus, semua barang yang bisa di jual jual. Untung berapa, barangnya ada atau ga, mau barang jenis apa, sudah transfer atau belum, harus dibeliin atau ga padahal dia belum transfer? Jam berapa night marketnya buka? Sekarang sisa uangnya ada berapa dan udah ada untung berapa? Uang untuk makan dan transport masih cukup atau ga? Bagasi?? Dan lain-lain. Full concentration, jadi ga cuma badan aja yang cape karena harus angkut-angkut barang, tapi otak juga cape. Bawa buku catetan, pastiin semua barang orderan udah kebeli dan cek selalu keadaan uang.
- Hidup hemat dan melarat. Mau gimana lagi? Kalau hidupnya nyaman, modalnya ga bakal balik. Gue dan pacar koko gue setiap hari makan yang murah-murah seperti Sevel dan bakmi yang dijual di sebelah hotel. Harga bakminya cuma 25 bath tapi honestly rasanya enak banget.
- Kreatif dan muka tebel karena spamming di instagram. Jual semua barang. Foto, upload, inget-inget dimana toko barang itu. Jual aja semua yang bisa dijual, siapa sangka barang-barang unik ada aja yang dibeli. Prinsipnya kalau kalian berhenti upload, orang-orang yang pesen juga berhenti.
- Jual mahal semua barang. Untung 100% lebih. Dulu gue sering kesel kalau orang buka PO dan harga jual mereka mahal banget. Setelah gue mencoba sendiri, ternyata jual murah itu memang ga masuk akal kecuali kita udah punya toko sendiri dan sekali beli bisa langsung banyak. Bayangin aja kita harus keluar modal tenaga, tiket pesawat, hotel, makan dan transportasi. Gimana caranya mau nutup, kalau 1 barang kita untungin 20rb? Terlebih bagasi yang kita bawa ga unlimited alias terbatas. 20rb harus dikali berapa barang sampai 8jt? Makanya buat temen-temen yang mau nitip barang di Open PO, jangan pelit-pelit, ya. Kalian tinggal beli barang yang kalian mau tanpa harus ngerasain capenya nenteng-nenteng barang belanjaan di tengah-tengah keramaian pasar malam.
- Punya temen-temen yang followers IG nya banyak. Atau, minta semua temen kalian untuk bantu share supaya orang-orang tau kalau kalian itu lagi buka PO di Bangkok.
- Teliti dan detail. Catet semua pesenan, catet pesenan mana yang udah di transfer, catet pesenan mana yang udah dibeli. Cek belanjaan, cek mutasi rekening beneran udah di transfer atau belum.
Barang-barang Thailand sendiri yang laku adalah kaos cowo (karena bisa dijual mahal, 100.000 dan kita udah untung banyak), make up Thailand seperti BB Ponds, bedak. Makanan ringan seperti Bento (odeng cumi instan), kitkat, dan lain-lain.
Gimana cara kita bisa bebas dari pajak bea cukai di bandara?
Kebetulan karena ada order baju yang banyak, kita bisa gulung-gulung semua order di dalem baju-baju itu, sehingga koper kita kelihatannya normal selayaknya 2 orang wanita yang belanja banyak barang di Thailand. Waktu kita pulang kebetulan ada flight dari Jepang dan Dubai juga, makanya airportnya ramai banget. Jadi yang orang Indo diperbolehkan untuk langsung lewat begitu saja tanpa harus di scan dulu isi kopernya, hehe. Tapi meskipun di scan gue yakin ga bakal di tangkep, karena belanjaan kitapun (kecuali tanktop mini yang ujung-ujungnya jadi sekitar 50pc) semua berada dalam batas wajar, ga ada yang lebih dari 10.
Mungkin itu aja sekilas tentang pengalaman gue ke Bangkok untuk open PO. Overall sebenernya seru buka PO gini, itungannya pengalaman keluar negri gratis. Untuk yang mau coba, boleh aja silahkan. Tapi inget, harus kerja keras dan harus mau melarat.
Goodluck, jangan pernah takut untuk mencoba. :)
Me and my partner seperjuangan di Thailand, Gio
Komentar
Posting Komentar